Tampilkan postingan dengan label humor umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label humor umum. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Juli 2016

Di suatu siang yang cerah, Rince, Hanna dan Nella sedang duduk-duduk santai di pekarangan Markas Besar Gank 3 Banci. Mereka duduk-duduk santai sambil tak lupa masing-masing ngoprek smartphone mereka. Disela-sela kesibukan mereka yang teramat santai tersebut lalu Nella membanggakan akun facebooknya.

Nella : "Eh cyiiinn... lihat nich, ke akun pesbuk ku yang ngirim inbox tuh benyong banggeds... sampai ratusan nich... akika sampai pegel dech, balesin balesin nya..."

Hanna tidak mau ngalah, lalu... : "Apalagi pesbuk eyke jeung... waktu kemaren ultah, dindingnya penuh sekali dengan ucapan ultah... semua ngantri bok, ngucapin ultah ke eyke... berjejer-jejer, seperti tentara lagi baris, eeeemmmm..."

Sedangkan Rince cuma bengong, soalnya dia gak punya apa yang temen-temen seperjuangannya banggakan. Tapi tanpa kehilangan akal, Rince gak mau kalah, dan ikut nyeletuk, "eh, yey yey pada tawaran gak ?? Akun facebook eyke nich, mau eyke kontrakan... tapi belum ada yang nawar nich, hiks hiks..."

Hanna dan Nella --berbarengan-- : "Haaaah... kenapa ??"

Rince : "Pada gak mau pastinya... soalnya di dalemnya penuh banget dengan cerita-cerita bohong belaka... :p "

 

Jumat, 22 April 2016

Di suatu halte, perjalanan sebuah bus kota dihentikan oleh seorang wanita muda berpakaian putih-putih. Setelah menaiki bus tersebut, ternyata si wanita tidak mendapat tempat duduk, karena busnya telah penuh penumpang. Si wanita-pun tidak berkeberatan dan memutuskan untuk berdiri saja.

Sejenak kemudian dari bagian kursi belakang bus, terdengar tawaran dari seorang Bapak, yang tak lain tak bukan adalah Mustafa.

Mustafa : “duduk disini saja dik..” ajak Mustafa sambil menunjuk ke arah pangkuannya.

Sejenak si wanita berpikir...daripada berdiri terus, sedangkan tujuannya masih jauh, si wanita-pun memutuskan menerima tawaran Mustafa dan duduk di atas pangkuan Mustafa.

Selama perjalanan, Mustafa mencoba untuk lebih mengakrabkan diri dengan si wanita.

Mustafa : “Adik ini pasti seorang perawat atau apoteker?” Mustafa mencoba menebak profesi si wanita sambil membuka perbincangan.

“Kok bapak tau?” tanya si wanita.

“Iya... soalnya .. baju adik ini bau obat-obatan..!” kata Mustafa.

Si wanita cuma terdiam sambil tersenyum.

Beberapa saat kemudian, si wanita tidak mau kalah. Ia balik mencoba menebak profesi Mustafa “Bapak ini pasti kerjanya di bengkel... atau .. kalau tidak..pasti seorang sopir..!”.

“Kok adik tahu...?” sela Mustafa.

Kata si wanita lagi “Iya... soalnya ... dari tadi ...dongkrak bapak di bawah ini bergerak terusss...”.

Rabu, 20 April 2016

Pak RW Mulyadi mampir ke salon Natanella alias Nella untuk dipotong rambutnya yang sudah agak gondrongan.
Sambil rambutnya dipangkas, Pak RW Mulyadi berbincang-bincang dengan seorang Nella yang memangkas rambutnya.
Nella : “Aduh.. rambut bapak kok sudah putih semua siiiicchh..” kata Nella dengan lembutnya, sambil mulai memangkas rambut Pak RW. Mulyadi
Pak RW Mulyadi : “Iya nih Nur... kenapa ya... padahal umurku baru 40-an loh”
Nella : “Ich Bapak Jehong deh, jengong panggil Nur donk, panggil akika Nella... ingat yah, Nella... badewey eniway bajay, mau tahu gak, apa penyebabnya rambut Pak We bisa cepet putih?”
Pak RW Mulyadi : “Memangnya apa penyebabnya, Nur eh Nell?”
Nella : “oke... tapi Pak We jawab dulu pertanyaan Nella yah..” kata si Nella sambil melanjutkan pekerjaannya..
Pak RW Mulyadi :“apa pertanyaannya??”
Nella : “Mengapa rambut di kepala lebih cepat ber-uban dari pada rambut di bawah?”
Pak RW Mulyadi : “di bawah mana.. maksudmu?” , tanya Pak Rw Mulyadi merasa penasaran
Nella :“Masa siiich Pak We tinta tahu goreng cireng ??? ich gemes dech, jadi pengen remes..., itu lo pak.. rambut yang itu tuuuhhh”, jawab Nella sambil matanya melirik ke bagian bawah si Pak RW Mulyadi.
Pak RW Mulyadi : “oh yang iniiiii”, sambil tanpa sadar memegang bagian yang tadi dilirik Nella...
Nella :“iya dong pak... Rempong dech ach”, kata Nella dengan gesitnya.
Pak RW Mulyadi : “Itu karena, rambut di kepala sering terkena matahari langsung kali ya... sedangkan rambut di bawah... kan selalu tertutup...”
Nella : “Yeee... Pak We salah...!!!” sanggah Nella dengan gayanya yang kenes2 lincah.
Pak RW Mulyadi :“lalu yang benar bagaimana dong...?”
Nella :“Begini pak... kalau rambut di kepala, lebih cepat uban itu karena lebih banyak susahnya soalnya dipakai untuk mikir... tapi kalo rambut di bawah tidak ada ubannya, itu karena lebih banyak senangnya...“
Pak RW Mulyadi :“Senang gimana maksudmu...?”
Nella :“Iiiccchhh... KZL KZL KZL... bego amat sich bapak nih... ya senang gituan ituh lho... masak bapak nggak faham sich...”
Pak RW Mulyadi:“Oooooh gitu... betul juga kali ya?”
Nella : "Emmmmmmm... bapak rempong dech... lama-lama tak pegang juga tuh kepala bawah bapak, xixixixixixixixi"


Selasa, 19 April 2016

Sincia Laudya Unyu-Unyu yang lagi hamil tua anak kedua, pergi ke pasar ditemanin si sulung Bella yang sudah berumur 4 Tahunan. Si Sulung anaknya Sincia, lagi bawel-bawelnya. Meskipun masih cadel-cadel ketika berbicara, tapi dia seneng mengajak ngobrol orang-orang disekitarnya meskipun belum dia kenal.

Tepat di depan kios pedagang pisang, Sincia Laudya Unyu-Unyu berhenti dan memilih-milih pisang di kios tersebut. Pedagang pisang yang seorang bapak-bapak gemuk dengan perutnya yang buncit, tampaknya baru bangun tidur. Dengan masih memakai sarung dia melayani Syncia yang sedang memilih-milih pisang.

Di tengah kesibukan para orang tua, si Bella gak mau kalah... dia terus ngintil-ngintil ibu-nya kemana pun melangkah sambil gak henti ngomong nanya ini-itu. Lalu...

Si Bella : "Pak, pak... perut  bapak buncit sama kayak perut mama ku... Tau gak bapak, perut mama ku isi nya apa ?"

Penjual Pisang : "Bapak gak tau adek... Coba tanya mama-mu, isi nya apa ?"

Si Bella : "Ma... ma... perutnya mama ini isinya apa ?"

Sincia : "Perut mama ini berisi adek bayi, sayang..." --sambil mengelus perutnya--


Si Bella : "Pak... Pak... Perut mama ku, isi nya bayi..., kalau perut bapak, isi-nya apa ??" --sambil tanpa sepengetahuan si empunya sarung, si Bella refleks menyingkap sarung si Bapak penjual pisang--

Karena kaget sarungnya di singkap si Bella, si bapak penjual pisang, cuma bisa bengong, sedangkan si Bella... --sambil menarik-narik baju mama-nya yang yang juga bengong melihat sarung si Bapak yang tadi disingkap si Bella-- "Maaa... perut bapak yang dagang pisang, isinya gajah maaa..."

Sincia --sambil bengong melongo-- : "masa iya nak...?"

Si Bella : "Iya maa.. itu, ada belalainya...!!"

Si Bapak penjual pisang, baru sadar, sambil muka nya merah padam menahan malu, dia segera merapikan sarungnya yang tadi disingkap Bella...


Senin, 18 Mei 2015

Pada suatu minggu pagi yang cerah, ketika sedang masak di dapur, Bu Mulyadi bertanya pada anak nya yang baru duduk di kelas 3 SD, perihal cita-cita si anak nanti kelak kalau sudah dewasa.

"Kamu nanti kalau sudah besar, mau jadi apa nak ?", tanya Bu Mulyadi

"Aku mau jadi polwan Bu...", dengan semangatnya sang anak menjawab.

"Tidak boleh... !!!", kata Bu Mulyadi dengan tegas.

Si anak yang merasa heran, lalu mengganti jawabannya, "Kalau tidak boleh jadi Polwan, aku mau jadi peragawati saja Bu.."

"Apa-apa'an kamu !! Masa mau jadi peragawati ?? Tidak boleh !!", kata Bu Mulyadi yang emosi nya mendadak meninggi mendengar jawaban anaknya.

Si anak mulai merasa takut, lalu dengan lirih sambil terisak, mulut kecilnya gemetar berujar, "kenapa semua tidak boleh bu ? apa aku cuma boleh jadi ibu rumah tangga saja ??"

Melihat anaknya keliatan seperti ketakutan, amarah Bu Mulyadi yang tadi sempet memuncak akhirnya reda. sambil menangis, ia memeluk anaknya dan berkata, "Joko... kamu ini laki-laki, nak... "


Rabu, 29 Oktober 2014

Pada hari minggu yang cerah, Hanna pergi jalan-jalan ke emoll untuk mencari dompet. Tiba di emoll, Hanna langsung menuju sebuah counter yang memajang dompet-dompet trendy nan cantik elegan.

Sambil melihat-lihat beberapa dompet yang terpajang di etalase :

Hanna : "mbak-mbak, dompet yang cucok warna coklatz itu berapaan yah ?"

SPG : "Itu 500ribu, mas eh mbak..."

Hanna : "owh... cucok banggedz em... bahannya dari kulit apose sich mbak ?"

SPG : "dari kulit uler om... eh mbak..."

Hanna : "Ich rempong dech... trus-trus yang warna merah unyu-unyu itu berapaan ?"

SPG : "Owh... itu 2jutaan mbak..."

Hanna : "aaaihhhh... mehong yah... emang terbuat dari kulit apose sich mbak ?"

SPG : "kulit buaya mbak..."

Hanna : "wow, pantesan... pasti susana yah nyari buayanya... oya mbak, ada dompet cucok yang harganya lima belas rebu gak ?"

SPG : "owh... ada mbak..."

Hanna --kegirangan-- : "wooowww... mandra, mandra... akika mawar dwonk... dari kulit apose mbak ?"

SPG : "dari kulit pisang, mbak !!!" --sambil melengos pergi--

Hanna bengong sendiri dalam sepi...


Jumat, 24 Oktober 2014

Maryadi yang ternyata masih bertahan di kesatuan, akhirnya bergabung dengan pasukan PBB dan ditugaskan ke Afganistan untuk menjaga perdamaian disana.

Posnya ada di sebuah daerah terpencil, di kaki pegunungan yang sunyi.

Meskipun Maryadi pernah menekuni karier sebagai banci, tapi sejatinya, dirinya adalah laki-laki normal yang masih punya hasrat untuk mencari pelampiasan kebutuhan biologis. Sebulan berjalan, Maryadi mencoba menahan diri untuk tidak memenuhi kebutuhan seks-nya. Tapi lama kelamaan akhirnya dia tidak tahan juga.

Karena sudah tidak tahan itulah, akhirnya Maryadi datang menemui koleganya seorang perwira Arab, dan bertanya : "bagaimana caranya kalau saya pengen 'gituan' di daerah terpencil seperti ini ?".

Sambil tersenyum dengan santainya, sang perwira Arabpun menjawab : "Kamu bisa pakai kuda dibelakang markas itu".

Maryadi sempat kaget mendengar jawaban si perwira Arab, terlebih dia ingat Pancasila dan Sapta Marga, maka bertekad ia tak mau melakukan perbuatan nista ini.

Bulan ke dua berjalan, kembali Maryadi diganggu dengan hasratnya lagi. Kali ini Dia datang ke rekannya yang lain, seorang perwira India dan menanyakan hal yang sama. Dari si perwira India, lagi-lagi Maryadi mendapat jawaban yang sama, yaitu : "Kamu bisa pakai kuda di belakang markas itu".

Maryadi terdiam sambil mikir dalam-dalam, pengen rasanya dia melampiaskan hasratnya itu, tapi dia masih tetap ingat Pancasila dan Sapta Marga.

Sampai akhirnya di bulan ketiga, Maryadi kali ini sudah benar-benar tak tahan lagi. Hasratnya udah memuncak keubun-ubun.

Dengan penuh rasa malu, kembali Maryadi mendatangi si perwira Arab dan berbisik kalau dia sudah benar-benar tidak tahan mau 'gituan'

Si Arab mengangguk simpatik dan berkata : "Silahkan pakai kuda itu, ini memang giliranmu".

Nah, karena memang sudah tidak tahan, Maryadipun dengan berjingkat mendatangi si kuda, dan melampiaskan hasratnya di tubuh hewan itu. Lalu dia kembali ke si perwira Arab sambil senyum kecil : "Wah, thank you, saya sudah pakai kudanya, dan saya sekarang sudah merasa plong".

"Ah, tak perlu berterima kasih. Semua orang disini kalau mau ke rumah bordil di bukit itu memang biasanya naik kuda", jawab si Perwira Arab


Kamis, 13 Februari 2014

Alkisah pada suatu sabtu malam, Mustafa pergi ke rumah Parman. Mustafa bermaksud untuk meminjam motor Parman yang sedianya akan dipakai jalan-jalan keliling kota bermalam mingguan bersama istrinya Sincia Laula Unyu-unyu. Mumpung ada kesempatan untuk bernostalgia mengenang masa-masa pacaran dengan istrinya dulu, demikian pikir Mustafa.

Singkat cerita, Mustafa pun sampai ke kontrakannya Parman, dan mengobrollah mereka.

Mustafa :"Man, pinjem motor lu yah, buat jalan-jalan ama istri guwe, malam mimgguan mumpung anak guwe lagi gak ada..."

Parman :"Ya sana, pake ajah... tuch koncinya gantung di pintu, ini es te en ka-nya jangan sampai lupa utk dibawa ya bro.."

Mustafa :"Oke, makasih ya bro... lu memang temen guwe yang paling baik..."

Parman :"Alah, nyante aja lu bro... udeh, sana buruan ajak istri lu jalan-jalan..."

Mustafa pun langsung pergi membawa motor Parman.

Tapi, setengah jam kemudian, Mustafa balik lagi sambil menuntun motor. Parman yang melihat Mustafa balik lagi sambil menuntun motornya, merasa heran dan bertanya.

Parman :"Kenapa bro, motornya dituntun?"

Mustafa :"Bensinnya abis bro!"

Parman :"Kenapa lu gak beli?"

Mustafa :"Tadi guwe sempet keliling cari eceran lagi tutup bro, terus guwe ke SPBU tapi disana gak jual bensin..."

Parman --dengan ekspresi heran-- :"Apa iya sich SPBU gak jual bensin? Terus mereka jual apaan?"

Mustafa :"SOLAR, PREMIUM sama PERTAMAX"

Parman : ???????###@@????!!!