Jumat, 24 Oktober 2014

Maryadi yang ternyata masih bertahan di kesatuan, akhirnya bergabung dengan pasukan PBB dan ditugaskan ke Afganistan untuk menjaga perdamaian disana.

Posnya ada di sebuah daerah terpencil, di kaki pegunungan yang sunyi.

Meskipun Maryadi pernah menekuni karier sebagai banci, tapi sejatinya, dirinya adalah laki-laki normal yang masih punya hasrat untuk mencari pelampiasan kebutuhan biologis. Sebulan berjalan, Maryadi mencoba menahan diri untuk tidak memenuhi kebutuhan seks-nya. Tapi lama kelamaan akhirnya dia tidak tahan juga.

Karena sudah tidak tahan itulah, akhirnya Maryadi datang menemui koleganya seorang perwira Arab, dan bertanya : "bagaimana caranya kalau saya pengen 'gituan' di daerah terpencil seperti ini ?".

Sambil tersenyum dengan santainya, sang perwira Arabpun menjawab : "Kamu bisa pakai kuda dibelakang markas itu".

Maryadi sempat kaget mendengar jawaban si perwira Arab, terlebih dia ingat Pancasila dan Sapta Marga, maka bertekad ia tak mau melakukan perbuatan nista ini.

Bulan ke dua berjalan, kembali Maryadi diganggu dengan hasratnya lagi. Kali ini Dia datang ke rekannya yang lain, seorang perwira India dan menanyakan hal yang sama. Dari si perwira India, lagi-lagi Maryadi mendapat jawaban yang sama, yaitu : "Kamu bisa pakai kuda di belakang markas itu".

Maryadi terdiam sambil mikir dalam-dalam, pengen rasanya dia melampiaskan hasratnya itu, tapi dia masih tetap ingat Pancasila dan Sapta Marga.

Sampai akhirnya di bulan ketiga, Maryadi kali ini sudah benar-benar tak tahan lagi. Hasratnya udah memuncak keubun-ubun.

Dengan penuh rasa malu, kembali Maryadi mendatangi si perwira Arab dan berbisik kalau dia sudah benar-benar tidak tahan mau 'gituan'

Si Arab mengangguk simpatik dan berkata : "Silahkan pakai kuda itu, ini memang giliranmu".

Nah, karena memang sudah tidak tahan, Maryadipun dengan berjingkat mendatangi si kuda, dan melampiaskan hasratnya di tubuh hewan itu. Lalu dia kembali ke si perwira Arab sambil senyum kecil : "Wah, thank you, saya sudah pakai kudanya, dan saya sekarang sudah merasa plong".

"Ah, tak perlu berterima kasih. Semua orang disini kalau mau ke rumah bordil di bukit itu memang biasanya naik kuda", jawab si Perwira Arab


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D