Kamis, 29 November 2012

Siang itu Joko masuk dengan tergesa-gesa ke kamar ayahnya. Sampai dikamar, Joko mendekati Pak RW Mulyadi, ayahnya dan bertanya : Pah, Sex itu apa?
 
Pak RW Mulyadi-pun terdiam, berfikir seketika akan kemajuan ilmu pengetahuan dunia sangat cepat. Bahkan untuk masalah sex pun menjadi hal yang terbuka dan perlu pengajaran sejak dini.

Pak RW Mulyadi berfikir, mungkin sekolahnya Joko telah memulai pelajaran tentang sex education pada anaknya. Maka, dengan terlebih dahulu menjelasankannya secara biologi, Pak RW Mulyadi menerangkan pada Joko bahwa sex itu adalah proses pembentukan telur atau anak. Dengan penuh kiasan, seperti seekor lebah menyedot madu.

Joko hanya menggeleng-gelengkan kepala mendengarkan penjelasan ayahnya. Karena saat itu suasana siang hari, maka hawa pun terasa sangat panas. Pak RW Mulyadi pun melepaskan bajunya dan bercerita kembali.

Dan karena tadi melihat Joko menggeleng-gelengkan kepala seperti tidak mengerti artian sex yang Pak RW Mulyadi terangkan dengan penuh kiasan, maka kini Pak RW Mulyadi menceritakan sex menurut pandangan dewasa, yaitu antara laki-laki dan perempuan, lalu menciptakan benih dari si cowok dan melahirkan seorang anak oleh perempuan. Bahkan untuk makin membuat Joko paham akan keterangan yang Pak RW Mulyadi terangkan, Pak RW Mulyadi sampai menceritakan cerita sex antara dia dan ibunya si Joko serta sampai pada adegan-adegan Pak RW Mulyadi  ketika berhubungan sex pada ibunya Joko, tak lupa diceritakannya juga oleh Pak RW.

Mendengar semua hal tersebut, Joko malah menangis yang membuat Pak RW Mulyadi merasa heran dan lalu bertanya pada Joko anaknya : kenapa kau menangis ?

Joko tak menjawab apapun, dan tangisannya semakin keras, Pak RW Mulyadi pun berusaha menenangkannya namun Joko tak juga diam. Kemudian, Joko pun mendekati Pak RW Mulyadi dengan tersedu-sedu, sambil menyerahkan buku PR bahasa inggrisnya.

BIODATA

Name :
Class :
Sex :

"jawaban papah terlalu panjang, aku bingung mau nulis apa, papah isi sendiri aja !" ujar Joko merengek.

Dan alhasil Pak RW Mulyadi merasa malu setengah mati, karena salah menjelaskan. Untung gak ada orang lain yang mendengarkan... demikian kata Pak RW Mulyadi, dalam hati..

5 komentar:

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D