Rabu, 07 November 2012

Liburan Joko telah berakhir. Dia segera pulang ke rumah orang tua-nya yaitu Pak RW Mulyadi. Karena merasa kangen sama anak dan menantunya, Kakek ikut Joko untuk menyambangi Pak RW Mulyadi dan istrinya. Sedangkan nenek ditinggal di kampung nunggu rumah.Tapi karena kelelahan melakukan perjalanan jauh, asmanya kakek kumat. Bahkan sampai akut dan masuk ke rumah sakit di ICU.

Setelah di rawat beberapa hari di RS, penyakit asma kakek bukannya membaik, tapi malah semakin parah dan sepertinya sudah mendekati ajalnya. Seluruh keluarga Pak RW Mulyadi berkumpul, turut serta juga Rince beserta kedua anggota ganknya Nella dan Hanna. Tak ketinggalan ada juga Pak Lurah serta Pak RT yang kemarin kehilangan burungnya. Sedangkan nenek masih tetap ditinggal di kampung nunggu rumah.

Ditengah iringan bacaan DO'A dari keluarga, tiba-tiba si kakek berbisik "Sebelum mati, kakek ingin mencium BENDERA IRAK !" Rupanya si kakek adalah pengagum beratnya SADAM HUSSEN. Seketika seluruh anggota keluarga dan kerabat kelimpungan. Kemana coba mencari bendera Irak di tengah malam buta seperti itu. Seluruh orang yang sedang menunggui dikerahkan untuk mencari keseluruh penjuru Rumah Sakit. Dan hasilnya NOL !, tidak ada satupun bendera Irak ditemukan. Dalam kepanikan tiba-tiba Hanna yang anggun, berkata dengan ragu-ragu : "Akika punya Bendera Irak...". Kontan semua yang mendengar merasa lega. "Tapi, bendera tersebut dalam bentuk tatto di pantat akika", lanjut Hanna dengan malu-malu.

Situasi-pun menjadi ricuh. Bagimana ini ???!!! Kemudian, karena ini adalah Permintaan Terakhir dari Kakek, maka Pak RW Mulyadi meminta dengan sangat agar Hanna mau meperlihatkan tatto-nya kepada Kakek dan diciumnya. Jelas saja Hanna menolaknya, mungkin karena malu. Setelah dimohoni-mohoni oleh Pak RW Mulyadi dan istrinya serta di bantu oleh Pak Lurah dan Pak RT dan lalu karena diiming-imingi HADIAH, akhirnya Hanna pun setuju, dengan syarat ketika Kakek mencium bendera tersebut, cuma antara dia dan Kakek. Lalu, sambil membelakangi kakek, dengan perlahan-lahan dilepaskannya celana dalamnya, kemudian diperlihatkan tattonya kepada Kakek.

Dengan suka cita dan penuh khidmat, Kakek mencium tatto bendera Irak tresebut. Agak lama juga bibir kakek menempel di bendera Irak, Mata kakek agak berkaca-kaca karena terharu. Setelah beberapa saat, Kakek melepaskan ciumannya, sambil berkata "Sekarang berbaliklah ! kakek juga ingin mencium kumis Sadam Hussein !". Dan ketika Hanna berbalik, mata Kakek membelalak, tubuhnya kejang-kejang, sekarang bukan cuma asmanya yang kumat, tapi jantungnya langsung ampal.
oOo

Pak RW Mulyadi yang sedang berduka, masih bisa menegarkan hati untuk mengabarkan kepergian kakek pada nenek. Maka ia-pun menelepon salah satu kerabatnya di kampung untuk meneruskan kabar duka tersebut pada nenek. Dengan tergopoh-gopoh, Udin, salah satu sepupunya Joko menemui nenek untuk memberikan kabar duka tentang kakek.

Udin : "Nek, nek... kakek meninggal... !"
Nenek : "kapan cu ?"
Udin : "Paman Mulyadi bilang, tadi malam Nek.., ayo buruan kita ke kota Nek, ke rumah Paman Mulyadi, lihat jasadnya kakek sebelum dikuburkan... !"
Nenek : "Pinjam Hape-mu dulu cu... !"
Udin : "Buat apa nek ? mo nelepon paman Mulyadi yah ?"
Nenek : "Bukan cu... nenek mau buka dulu pesbuk, mau ubah status dari menikah menjadi lajang... "

oOo

1 komentar:

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D