Joko masih asyik liburan di rumah kakeknya di kampung. Sementara itu ayahnya yaitu Pak RW Mulyadi sedang menerima Pak RT yang menghadap karena mengadu kalau burung-burung peliharaannya telah hilang. Maka dari hasil rapat rahasia yang diadakan oleh Pak RW Mulyadi dan Pak RT, disepakati bahwa besoknya para warga akan dikumpulkan di balai ke RW-an untuk dimintai keterangan terkait kasus yang menimpa Pak RT tersebut.
Sebetulnya Pak RT berkewenangan untuk mengumpulkan warga sendiri tanpa harus konsolidasi dengan Pak RW Mulyadi, tapi setelah kejadian musibah yang telah menimpa dirinya dan kegoncangan jiwanya hingga nyaris bunuh diri maka Pak RT memutuskan agar kasus hilangnya burung-burungnya untuk ditangani langsung oleh Pak RW Mulyadi dan sekalian kalau Pak RW kan punya kewenangan untuk mnegumpulkan warga seke-RW-an, gak cuma seke-RT-an.
Singkat cerita singkat kata, maka warga-warga ke-RW-an yang dipimpin oleh Pak RW Mulyadi pun dikumpulkan di balai RW, termasuk Rince dan kedua konconya Hanna dan Nella.
Setelah berbicara panjang lebar soal moral, Pak RW Mulyadi pun mengajuakan pertanyaan : "Siapa yang punya burung ?"
Mendengar pertanyaan Pak RW Mulyadi, serentak seluruh laki-laki yang hadir segera berdiri termasuk Rince, Hanna dan Nella.
Pak RW menyadari kalau beliau telah salah melontarkan pertanyaan dan segera meralat pertanyaanya dengan : "Bukan itu maksud saya ? Maksud saya adalah, siapa yang pernah melihat burung ?"
Mendengar pertanyaan itu, giliran seluruh warga wanita yang berdiri termasuk Hanna, Rince dan Nella --bingung dach... mereka ini, pas warga pria berdiri ikut berdiri, dan pasibu-ibu yang berdiri, mereka pun ikut berdiri.. ckckckckckckck--
"Wah... gawat ... !!!" pikir Pak RW Mulyadi, dengan muka marah ia lalu kembali bertanya : "Maksud saya siapa yang pernah lihat burung bukan miliknya ?"
Separuh dari wanita yang hadir berdiri termasuk Nella, Rince dan Hanna.
Muka Pak RW Mulyadi semakin marah, dan juga makin gugup, ia berkata lagi : "Maaf sekali lagi, bukan ke arah situ pertanyaan saya, maksud saya adalah siapa yang pernah melihat burung saya ?"
Kali ini giliran Mak Ijah yang berdiri sambil berteriak :"Emak pernah melihat cabe rawit punya-nya Pak RW Mulyadi !" , serentak semua warga yang hadir banyak yang melongo, tapi para ibu yang biasa-nya ngegosip di warungnya Mak Ijah termasuk Rince, Hanna dan Nella --lagi-lagi ???-- kasak-kusuk sambil tertawa cekikikan... "oohhh, cabeee rawitttt ???" bisik mereka...
Pak RW Mulyadi makin malu, muka-nya memerah, sementara bu RW yang duduk anggun di sebelahnya melotot sambil mengepalkan tinjunya pada Pak RW Mulyadi.
Pak RT yang tidak mau kasus hilangnya burung-burungnya malah tenggelam dengan kasus cabe rawitnya Pak RW Mulyadi segera berbisik ke Pak RW... "Pak We, udah ajah langsung tanyain tentang burung saya ama mereka, biar cepet selesai masalahnya !"
Dan dengan suara menggelegarnya karena menahan malu dan sedikit marah terhadap Mak Ijah serta untuk menutup kegugupannya karena takut nanti dirumah dibantai oleh ibunya si Joko alias istrinya, Pak RW pun kembali mengajukan pertanyaan... "Maaf bapak-bapak, ibu-ibu, bukan itu maksud saya... Maksud saya adalah, Siapa diantara kalian yang pernah melihat burungnya Pak RT ?"
Kali ini segera 6 wanita dari warga berdiri. Dan giliran Pak RT yang gelagapan serta tak lama kemudian lari morat-marit dikejar ama Bu RT yang membawa pentungan hansip...
Sebetulnya Pak RT berkewenangan untuk mengumpulkan warga sendiri tanpa harus konsolidasi dengan Pak RW Mulyadi, tapi setelah kejadian musibah yang telah menimpa dirinya dan kegoncangan jiwanya hingga nyaris bunuh diri maka Pak RT memutuskan agar kasus hilangnya burung-burungnya untuk ditangani langsung oleh Pak RW Mulyadi dan sekalian kalau Pak RW kan punya kewenangan untuk mnegumpulkan warga seke-RW-an, gak cuma seke-RT-an.
Singkat cerita singkat kata, maka warga-warga ke-RW-an yang dipimpin oleh Pak RW Mulyadi pun dikumpulkan di balai RW, termasuk Rince dan kedua konconya Hanna dan Nella.
Setelah berbicara panjang lebar soal moral, Pak RW Mulyadi pun mengajuakan pertanyaan : "Siapa yang punya burung ?"
Mendengar pertanyaan Pak RW Mulyadi, serentak seluruh laki-laki yang hadir segera berdiri termasuk Rince, Hanna dan Nella.
Pak RW menyadari kalau beliau telah salah melontarkan pertanyaan dan segera meralat pertanyaanya dengan : "Bukan itu maksud saya ? Maksud saya adalah, siapa yang pernah melihat burung ?"
Mendengar pertanyaan itu, giliran seluruh warga wanita yang berdiri termasuk Hanna, Rince dan Nella --bingung dach... mereka ini, pas warga pria berdiri ikut berdiri, dan pasibu-ibu yang berdiri, mereka pun ikut berdiri.. ckckckckckckck--
"Wah... gawat ... !!!" pikir Pak RW Mulyadi, dengan muka marah ia lalu kembali bertanya : "Maksud saya siapa yang pernah lihat burung bukan miliknya ?"
Separuh dari wanita yang hadir berdiri termasuk Nella, Rince dan Hanna.
Muka Pak RW Mulyadi semakin marah, dan juga makin gugup, ia berkata lagi : "Maaf sekali lagi, bukan ke arah situ pertanyaan saya, maksud saya adalah siapa yang pernah melihat burung saya ?"
Kali ini giliran Mak Ijah yang berdiri sambil berteriak :"Emak pernah melihat cabe rawit punya-nya Pak RW Mulyadi !" , serentak semua warga yang hadir banyak yang melongo, tapi para ibu yang biasa-nya ngegosip di warungnya Mak Ijah termasuk Rince, Hanna dan Nella --lagi-lagi ???-- kasak-kusuk sambil tertawa cekikikan... "oohhh, cabeee rawitttt ???" bisik mereka...
Pak RW Mulyadi makin malu, muka-nya memerah, sementara bu RW yang duduk anggun di sebelahnya melotot sambil mengepalkan tinjunya pada Pak RW Mulyadi.
Pak RT yang tidak mau kasus hilangnya burung-burungnya malah tenggelam dengan kasus cabe rawitnya Pak RW Mulyadi segera berbisik ke Pak RW... "Pak We, udah ajah langsung tanyain tentang burung saya ama mereka, biar cepet selesai masalahnya !"
Dan dengan suara menggelegarnya karena menahan malu dan sedikit marah terhadap Mak Ijah serta untuk menutup kegugupannya karena takut nanti dirumah dibantai oleh ibunya si Joko alias istrinya, Pak RW pun kembali mengajukan pertanyaan... "Maaf bapak-bapak, ibu-ibu, bukan itu maksud saya... Maksud saya adalah, Siapa diantara kalian yang pernah melihat burungnya Pak RT ?"
Kali ini segera 6 wanita dari warga berdiri. Dan giliran Pak RT yang gelagapan serta tak lama kemudian lari morat-marit dikejar ama Bu RT yang membawa pentungan hansip...
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D