Rabu, 24 Oktober 2012

Rince yang kaya mendadak gara-gara menang taruhan, akhirnya ngambil pembantu. Seorang gadis yang bohay semok seksih yang berasal dari sebuah desa di pelosok Ciamis yang punya nama Sincia Laula Unyuk Unyuk lah yang diambil sebagai pembantu oleh Rince. Pada saat baru datang ke Jakarta, Sincia Laula Unyuk Unyuk pun langsung mendatangi rumah Pak RW Mulyadi untuk melapor. Sincia yang polos nan lugu --maklum, kan gadis desa-- pun di sodori form isian standart kependudukan oleh Pak RW Mulyadi untuk di isi, lalu...

Sincia : "Nama lengkap saya ditulis ya , pak ?"
Pak RW : "Iya.... !"
Sincia : "Alamat saya ditulis, pak ?"
Pak RW : "Iya... !"
Sincia : "Agama saya ditulis juga, pak ?"
Pak Rw : "Ya, iya… !!!" --mulai jengkel--
Sincia : "Status perkawinan ditulis juga , pak ?"
Pak Rw : "Iyaaaaa….. !!!"
Sincia : "Jenis kelamin saya ditulis juga pak ?" 
Pak RW : "Gak usah !!! dipotret ajah biar bisa nampak atas bawah kiri dan kanan... "
Sincia :bingung 

oOo

Tapi cuma beberapa minggu kerja di Rince, Sincia ternyata merasa gak betah. Katanya Rince itu bawel kayak emak-emak. Maka ia pun pindah kerja ke rumahnya Juragan Badrun, bandar sapi kaya raya yang tinggal di kampung sebelah tempat basecamp Gank 3 Banci bermarkas.

Sebulan, dua bulan, hingga banyak bulan Sincia Laula Unyuk Unyuk kerja di tempat Juragan Badrun, istrinya Juragan merasa curiga sama Sincia, kalau Sincia ada main sama si Juragan. Karena setiap kali Juragan bilang mau pergi bisnis ke luar kota, malamnya si Ibu Juragan merasa ada seseorang di kamar Sincia.

Suatu hari pada saat Juragan Badrun bilang mau keluar kota, malamnya si Ibu Juragan ngomong ke Sincia.

Ibu Juragan : “Sincia, malam ini ibu mau tidur di kamar kamu, kamu boleh tidur di sofa.”
Sincia merajuk : “Wah, kenapa nyah ? Nggak mau ah !”
Ibu Juragan : “Jangan banyak tanya kowe, kalau gak mau nanti tak pecat!”
Sincia terpaksa menurut karena diancam takut dipecat.

Alkisah malamnya sewaktu si Ibu Juragan sedang tidur di kamar pembantu yang gelap, pintu kamar tiba-tiba terbuka, seorang laki-laki masuk. Si Ibu Juragan berpikir : “Rasain lu, suami mata keranjang, dia enggak tahu si Sincia nggak tidur di sini, gue mo tahu cara dia main gila ama Sincia !!!”.

Singkat cerita si Ibu Juraganpun merem melek merasakan kenikmatan luar biasa yang diberikan oleh laki-laki tersebut, sehingga saking merem meleknya si Ibu Juragan, beliau tanpa nyadar, rasa marah terhadap suaminya hilang tergantikan oleh rasa nikmat tersebut dan memutuskan untuk menuntaskan permainan tersebut dengan penuh keberhasilan gilang-gemilang. Tapi selain merasa senang,si Ibu Juragan juga merasa heran karena anunya si Juragan Badrun, suaminya, malam itu serasa lebih kencang dan lebih besar dari biasanya.

Besok malamnya si Ibu Juragan bilang sama Sincia kalau dia mau tidur lagi di kamar pembantu, Sincia pun ngalah nggak bisa berbuat apa-apa. Malam itu si Ibu Juragan merasakan lagi kenikmatan bak di surga dan dia merasa anunya suaminya kali ini tidak hanya lebih kencang dan besar tetapi juga panjang. Si Ibu Juragan benar-benar puas.

Besoknya begitu lagi, tetapi kali ini si Ibu Juragan benar-benar hampir kepayahanan karena dia merasakan anunya si Juragan Badrun lebih perkasa dari 2 malam sebelumnya, benar-benar kencang, panjang dan besar. Si Ibu Juragan benar-benar puas habis-habisan.

Besok malamnya si Ibu Juragan bilang mau tidur lagi di kamar Sincia, tetapi kali ini Sincia benar-benar ngebantah.
Sincia : “Nyonya, maapin Sincia, kali ini Sincia benar-benar enggak terima!”
Mendengar bantahan Sincia, si Ibu Juragan marah besar dan membentak Sincia “Enak aja, elu main sama laki gue, harusnya gue yang enggak terima!”
Sincia kaget, lalu menjawab : “Nyonya salah sangka, malam pertama waktu nyonya tidur di kamar Sincia, yang masuk itu si Dedi, jongos Nyonya yang cakep itu, malam kedua itu giliran si Joko, tukang kebun Nyonya yang kekar dan kece itu, dan kemarin malem itu kan si Mustafa, supir juragan Badrun yang keturunan Arab yang keren dan macho itu. Nah malam ini Sincia nggak mau digantiin lagi sama nyonya, lagian bisa gawat Nyonya, BAHAYA !!!!, bisa kualat !!!…”
Si Ibu Juragan yang hampir pingsan mendengar jawaban Sincia masih sempet bertanya bertanya : “Emang malam ini giliran siapaaaa ???”
Sincia : “Giliran Steve, anak Nyonya !”
Ibu Juragan : terkejut
oOo

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D