Pagi hari disekolah Dasar Negeri di kampung tempat tinggalnya Pak Mulyana, adiknya Pak RW Mulyadi, tempat Udin anaknya Pak Mulyana, alias sepupunya Joko bersekolah suasananya damai sekali. Anak-anak sekolah belajar dengan tekunnya dibimbing oleh guru mereka masing-masing.
Dikelas tempat Udin belajar, ibu guru sudah berdiri didepan murid-murid.
Lalu, Ibu Guru bertanya kepada murid-muridnya
Ibu guru : "Anak-anak coba sebutkan, apa-apa yang bisa di emmut?"
Murid menjawab serentak : "Premen Bu"
Ibu Guru : "Apa lagi ?"
Murid : "Gulali bu guru!!", lagi-lagi murid menjawab serentak.
Ibu Guru : "Apa lagi ?"
Udin yang sejak tadi diam, menjawab dengan suara lantang : "SARUNG Bu Guru!!"
Ibu Guru : "Apa katamu?" Ibu guru keheranan.
Udin : "Sarung, bu Guru...", mengulang jawabannya
Ibu Guru : "Koq bisa, Udin ?"
Udin : "Benar bu guru, tadi malam waktu tidur saya dengar ibu nyuruh bapak buka sarung untuk di Emmut", Udin mencoba meyakinkan
Ibu Guru --sambil tertawa terbahak-bahak-- : "Udin... Udin... makanya kalau tidur malam itu, jangan sering nguping...".
Dikelas tempat Udin belajar, ibu guru sudah berdiri didepan murid-murid.
Lalu, Ibu Guru bertanya kepada murid-muridnya
Ibu guru : "Anak-anak coba sebutkan, apa-apa yang bisa di emmut?"
Murid menjawab serentak : "Premen Bu"
Ibu Guru : "Apa lagi ?"
Murid : "Gulali bu guru!!", lagi-lagi murid menjawab serentak.
Ibu Guru : "Apa lagi ?"
Udin yang sejak tadi diam, menjawab dengan suara lantang : "SARUNG Bu Guru!!"
Ibu Guru : "Apa katamu?" Ibu guru keheranan.
Udin : "Sarung, bu Guru...", mengulang jawabannya
Ibu Guru : "Koq bisa, Udin ?"
Udin : "Benar bu guru, tadi malam waktu tidur saya dengar ibu nyuruh bapak buka sarung untuk di Emmut", Udin mencoba meyakinkan
Ibu Guru --sambil tertawa terbahak-bahak-- : "Udin... Udin... makanya kalau tidur malam itu, jangan sering nguping...".
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D