Senin, 01 April 2013

Pak RW Mulyadi pada waktu masih muda ternyata adalah anggota remaja mesjid dan tidak pernah absen menghadiri pengajian. Maklum, Pak RW Mulyadi waktu masih muda di sekolahkan di pesantren bareng bersama saudaranya yaitu pak Mulyana oleh ayah mereka atau kakeknya Joko. Oleh karena itu, gak mengherankan kalau pak RW Mulyadi sempat merasa shock dan marah besar serta menentang habis-habisan ketika anak satu-satunya minta untuk memakai jilbab.

Alkisah, ini adalah kejadian pada saat Pak RW Mulyadi waktu masih muda. Pada saat itu, Mulyadi muda dan temannya sebut saja namanya Bunga, yang taat beribadah dan masih pada lugu mendapat tugas dari yayasan keagamaan untuk pergi ke sebuah daerah pelosok yang cukup jauh dari kampung mereka.

Kebetulan jalan yang harus ditempuh hanya bisa dilakukan dengan jalan kaki. Dan pada saat pulangnya, mereka berdua kemalaman di jalan dan karena gelap akhirnya mereka mencari tempat untuk berteduh yang akhirnya menemukan sebuah rumah kosong yang sepertinya sudah lama tidak terpakai --tapi tidak angker kan min ? oh, tentu tidak... soalnya ini cerita humor, bukan cerita horror--.

Mulyadi muda yang merasa kepegelan karena sudah berjalan jauh mengajukan sebuah penawaran terhadap temannya Bunga.
Mulyadi : "Dik, tolong, mau gak, kalau kamu pijitin badan saya ? saya capek nich,,,, nanti kamu gantian deh saya pijitin..."
Bunga : "Oh, mau banget donk Kang Mul, la wong, sama... badan dan kaki Bunga juga pegel-pegel nich..."

Kemudian, tanpa banyak basa basi, dipijitnyalah badan Mulyadi muda dari kepala hingga kaki dari punggung hingga  dada oleh Bunga. Dan tanpa sengaja, ketika sedang memijit, tangan Bunga mengenai “burungnya” si Mulyadi.

Karena tidak faham dengan barang begituan, Bunga pun merasa heran dan sambil tetap memegang, Bunga bertanya : "Ha... apa ini Kang, kok keras sekali ?"
Mulyadi : "Huush lepasin, dik... jangan disentuh... itu setan… jauhi !"

Setelah selesai badan Mulyadi dipijit oleh Bunga, lalu tak lama kemudian ganti si Mulyadi yang memijit badan si Bunga dari atas hingga bawah, dari depan hingga belakang. dan tanpa sengaja juga, tangan Mulyadi  mengenai buah dada dan “barangnya” si Bunga. Dan karena sama halnya dengan Bunga, Mulyadi pun sama sekali tidak faham dengan apa yang telah kerabanya. Dan sambil terus memijit, bertanyalah Mulyadi.

Mulyadi : "Dik, apa ya ini ? ini kok lembut dan empuk ?"
Bunga : "hush jangan disentuh Kang,  itu neraka … jauhi !"

Dan beberapa kali  Mulyadi, entah disengaja atau entah tidak mengenai bagian-bagian tadi,  hingga lama-lama dia jadi "tidak tahan", lalu...

Mulyadi : "euuu … dik dik .. biar setan nya mampus kita masukin ke neraka yuk ?"



0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D