Pak RT-ku sayang, Pak RT-ku malang...

Malam jum'at keliwon, suasana di kompleks perkampungan tempat berdirinya Basecamp Gank 3 Banci terasa sangat sunyi senyap. Nyaris seperti tak ada kehidupan, begitu sepi tiada ada orang yang berani keluyuran. Maklum mungkin karena hujan jadi orang-orang pada milih untuk ngedem aja di kamar masing-masing. Para bapak juga gak ada yang kelihatan ngeronda, sepertinya mereka memanfaatkan cuaca yang dingin mencekam untuk melaksanakan sunah malam jum'atan... Tadarusan maksudnya... --mimin : wooyyyy... ayooo, udah mikir yang gak-gak pastinya yaaa.... --

Tapi di suasana yang sepi dan hujan tersebut, terlihat seperti ada sosok yang mengendap-ngendap di gank rumahnya pak RT yang kelihatan gelap. (Masih ingat dengan sosok Pak RT kan pemirsah ?? kalau lupa... silahkan dech review kembali sosok Pak RT disinih... ).

Sosok yang mengendap-ngendap tersebut ternyata adalah seorang residivis yang kabur dari penjara setelah ditahan selama 20 tahun karena melakukan banyak tindakan kejahatan seperti perampokan yang disertai kekerasan... --mimin : ya iyalah Buk.. kalau parampokan pan pasti disertai dengan kekerasan, masa disertai dengan kelembutan seperti mengancam orang yang dirampok dengan lemah lembut... --
Perampok tersebut mencoba mendobrak rumah Pak RT dan masuk melalui dapur yang memang pintunya ngadep ke gank yang sepi. Dan perampok itu berhasil masuk ke rumah Pak RT yang kebetulan malam itu sedang sepi. Dirumah tersebut cuma ada Pak RT dan istrinya sedangkan anak-anaknya Pak RT kebetulan lagi pada liburan di rumah saudaranya.

Si Maling pun mencoba masuk ke kamar Pak RT yang kebetulan gak dikunci --pan anak-anaknya Pak RT lagi pada gak ada, jadi Pak RT dan bu RT pikir, aman dach, meskipun kamar gak dikunci juga-- . Si maling masuk kesana untuk mencari barang jarahan yang mudah dan simple untuk dibawa. Kalau ngambil barang-barang diruang tamu seperti sofa kan berat dan ribet. Pas masuk ke kamar, Pak RT dan Bu RT kontak kaget dan mau berteriak, tapi diancam oleh si maling. Lalu si maling memerintahkan Pak RT untuk turun dari ranjang dan mengikatnya di kursi. Kemudian sambil mengikat Bu RT di ranjang, si maling itu mencium leher Bu RT, kemudian bergegas ke kamar mandi.

Sementara si maling sedang berada di kamar mandi, Pak RT dengan lirih dan berurai air mata berkata pada Bu RT. "Bu... si maling itu kalau lihat dari bajunya, pastinya dia adalah pelarian dari penjara. Dan kalau melihat sosoknya, dia pasti sudah lama mendekam di penjaranya. Bu, seperti yang ibu maklumi, di penjara, dia pasti lama tidak menyentuh wanita... Bapak tadi lihat, bagaimana dia mencium lehermu Bu... bapak sebetulnya sangat teramat sakit melihat hal tersebut tadi... tapi, jika dia ingin berhubungan seks denganmu, jangan menolak ya bu... jangan mengeluh... lakukanlah sesuai keinginanya... berikanlah dia kepuasan... meskipun sakit hati ini, bapak ikhlas koq Bu... karena orang itu sangat berbahaya... jika marah, dia dengan mudah bisa membunuh kita berdua Bu... kasian anak-anak... jadi bertahanlah sayang... I love You... "

Bu RT pun menjawab tak kalah berurai air mata sambil terisak... "Paaakkk.... dia tidak mencium leherku koq Pak.. Tapi dia berbisik ke telingaku... dia bilang kalau dia itu penyuka sesama jenis, dan dia bilang dia menyukai bapak... katanya bapak seksi , padahal ibu gak setuju dengan maling itu... dia tanya dimana body lotion... dan ibu jawab, ibu simpan di kamar mandi... bertahanlah ya pak... I love you too.... "