Jumat, 04 Januari 2013

Pak RW Mulyadi sedang terburu-buru menuju ke balai desa setelah mengantar si Joko pergi ke sekolah karena bangunnya kesiangan. Dia melajukan mobil dengan cukup kencang dan tanpa sengaja di tengah perjalanan menuju balai desa dia menabrak se'ekor burung. Dengan jiwa penuh penyayang, dilihatnya burung itu.

Ternyata setelah diperiksa, burung tersebut pingsan dan kepalanya terluka. Karena merasa iba dan merasa sangat bersalah, Pak RW Mulyadi memutuskan untuk pulang dulu ke rumah dan merawat burung tersebut. Sesampainya di rumah, ditaruhlah burung itu di dalam sangkar besi dan diciprat-ciprati dengan air, tapi burung tersebut ta' juga sadar-sadar.

Keesokan harinya, ketika Pak RW Mulyadi mau berangkat ke balai desa, dia memasukkan roti dan air dalam wadah ke sangkar besi berisi burung yang pingsan tersebut. Pikir Pak RW Mulyadi "Nanti setelah burung itu sadar, burung itu pasti akan merasa sangat haus dan lapar..." dan berangkatlah Pak RW Mulyadi ke balai desa.

Ketika suasana rumah sudah sepi, akhirnya burung itupun sadar juga. Saat tersadar, burung itu melihat ada roti dan wadah berisi air, lalu burung tersebutpun mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan betapa terkejutnya dia ketika dia melihat dirinya terkurung dalam jeruji besi. Burung itu menangis dan meratap dalam hati : "Oh Tuhan... rupanya kemaren aku menabrak pengendara mobil. Dia pasti meninggal sehingga sekarang aku di penjara... Maafkan aku Tuhan... aku tak sengaja..."

oOo

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D