Sabtu, 10 November 2012

Malam itu terasa sangat dingin sekali. Parman si preman kaleng yang masih boleh keluar keluyuran tanpa di kawal, duduk-duduk sendirian di taman. Dia manyun karena belum dapat orang lewat yang bisa dia palak. Yach, daripada kedinginan sendirian duduk-duduk di taman, Parman akhirnya memutuskan untuk menemui teman-teman sesama preman yang biasa nongkrong di kuburan eh salah ding nongkrong di terminal. Diperjalanan seorang wanita berambut panjang memanggilnya. "Wah, mangsa nich...!" pikir Parman si preman kaleng.

Wanita berambut panjang : "Bang.. bang.. abang ojek yah ? , anterin kita donk...!"
Parman : "Sembarangan ajah neng, abang mah preman, bukan tukang ojek... masa preman ganteng gini dibilang ojek...!" Parman mulai kurang ajar. Matanya ngedip-ngedip karena kelilipan. "Wah, wokeh nich cewek... dan sepertinya ini mah cewek ori bukan kawe..." bisik Parman dalam hati.
Wanita berambut panjang : "oh... abang preman toch ? neng kira ojek..."
"Emang neng mau kemana ? gapapa dach abang anterin... " kata Parman menawarkan jasa.

Akhirnya dengan sedikit ragu-ragu --kelihatannya sich-- wanita berambut panjang itupun naik ke motornya Parman. Diparjalanan... "Neng... tangannya gapapa atuh meluk pinggang abang... biar gak goyang." kata Parman mulai genit. "Iya bang..." jawab si wanita berambut panjang dengan datarnya.
"Neng, koq tangannya dingin ?" Parman mulai makin kurang ajar, mengelus tangan si wanita berambut panjang yang nemplok di pinggangnya. "Iya bang... maklum cuaca dingin bang..."
"Neng.. bapak neng tukang buah yak ?" Sambil melajukan motornya agak pelan, Parman mulai ngegombal.
"Koq abang tau ?" jawab si perempuan berambut panjang masih dengan nada datar. "Tapi abang salah, bapak neng bukan tukang buah, tapi tukang gali kuburan..." si wanita berambut panjang melanjutkan. "Oooooo, hehehehe, ngomong-ngomong ini mau kemana neng ?" tanya Parman.
"Jalan aja bang, nanti kalau sudah dekat saya beritahu..." jawab si wanita berambut panjang masih teuteup dengan nada datar.

Ketika sampai di kuburan, tiba-tiba wanita tersebut menyuruh Parman berhenti. "Stop, bang... disini ajah", katanya. Pada saat si wanita turun dari motor, Parman menoleh sambil tersenyum dan mau mengedipkan mata, tapi...

Parman melihat, wujud wanita berambut panjang itu sudah berubah berkostum daster panjang terusan warna putih kusam dan kaki si wanita berambut panjang tersebut tidak menyentuh tanah. Sontak Parman berteriak sambil menggigil ketakutan : "Woooaaaaaaa.... kuntilanaaaaaaakkkkkkkk..... "

Dengan spontan wanita berambut panjang itu melirik sinis ke arah Parman dan berkata : "Biarin... daripada lu, preman... !"

Tanpa sempat melarikan diri, Parman pun semaput tak sadarkan diri dengan suksesnya.

"Eh, dasar preman kaleng... pake semaput lagi..." gerutu si kuntilanak, lalu ditimpali pocong yang tiba-tiba datang : "Yey sich... pake acara ditakut-takutin... jadi semaput tu lekong... kan sayang mak, lom eyke apa-apain..", "Eh dasar lu pocaci, pocong banci ! gak boleh liat laki ! masa laki potongan kayak gitu juga, lu sayangin..."

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D