Sabtu, 06 April 2013

Sore nan cerah ceria. Nella yang baru beli motor, sore itu jalan-jalan mengendarai motor barunya. Nella yang tomboy nan hadkor sengaja memilih motor gede untuk tunggangannya. Tapi karena naluri kebanciannya masih melekat kuat, maka motor gede yang Nella pilih pun warnanya gak jauh-jauh dari warna kebangsaan Diary 3 Banci, yaitu warna pink.

Dengan jalan agak pelan, Nella mengendarai motornya sambil matanya menoleh kiri-kanan. Sepertinya Nella mencari sesuatu.

Pada saat matanya melihat-lihat sekeliling sambil mengendarai motornya pelan-pelan, tiba-tiba pandangan Nella tertuju pada seorang penjual buah duren yang mangkal di trotoar. Nella pun memarkirkan motornya didepan tukang duren tersebut.

Lalu Nella membeli duren dan minta dibelahin sekalian. Untuk memenuhi permintaan Nella, si abang tukang duren langsung jongkok untuk membelahin durennya.

Disaat yang bersamaan, karena celana yang dipakai oleh tukang duren kebetulan sobek, maka keluarlah bijinya si abang duren.

Nella yang melihat biji si tukang duren, merasa jengah dan bermaksud untuk menegur si tukang duren.

Nella : "Bang... bijinya keluar tuuh...!!!"

Si abang tukang duren dengan polos menjawab : "Colek dan jilat aja neng... di jamin enak koq..."

Mendengar jawaban si tukang duren yang gak merasa tidak berdosa tersebut, sontak ketomboyan Nella yang temperemental timbul ke permukaan. Sambil mencak-mencak : "Ich tinta la yaw... eyke di suruh jilat yang begituan !!! najis tralala-trilili... capcus iketin durennya... !!! Berepong semuanya ???"

Alhasil si tukang duren dibuat bingung gak karu-karuan dengan apa yang diucapkan Nella.

-i-
Setelah mendapatkan beberapa duren yang ia cari, Nella melanjutkan perjalanannya. Pas di traffic light, lampu menunjukan warna merah. Sebagai pengendara yang baik, yang mentaati peraturan-peraturan lalu lintas yang berlaku, Nella pun menghentikan laju motornya.

Beberapa menit kemudian lampu berobah hijau tanda kendaraan harus/boleh jalan. Tapi anehnya Nella tidak meneruskan perjalanannya. Dia masih saja terus nangkring di atas jok motor sambil celingukan dan asyik menikmati musik yang ia dengarkan melalui earphone yang terpasang ditelinganya. Melihat Nella dengan motor gede pinknya masih nongkrong gak mau jalan, jelas-jelas para pengendara yang lain merasa terhalangi dan mereka meneriaki Nella. "Wooyyyy... bencong... jalaaaaannnn...!!! kenapa meneng ae ???"

Nella yang tidak mendengar teriakan mereka karena ditelinganya terpasang earphone cuma bisa celingukan. Dan melihat kejadian tersebut, seorang polisi yang sedang bertugas di lampu merah tersebut menghampiri Nella...

Pak Polisi sambil menepuk pundak Nella :"Mas... eh mbak.. eh jeung..."
Nella yang merasa kaget pundaknya ditepuk pak polisi, latahnya langsung keluar :"eh, konci...konci...konci..." lalu sambil melepaskan earphonenya menatap dengan mesranya pada pak polisi --cie cie-- : "Iya pak.. apose kokondao ?" --apose kokondao = apa--
Pak Polisi --dengan muka galak-- : "Koq apose kokondao ? apa'an itu ?"
Nella : "Ada apa pak... ?"
Pak Polisi : "maaf mbak... lampu tadi sudah berwarna hijau ! kenapa sampeyan tadi gak mau jalan ???"
Nella : "Aduh, bapak polisi yang cucok markucok... eyke kan lagi nungguin warna lampu kesukaan eyke cyinnn..."
Pak Polisi : "emang warna lampu kesukaan sampeyan, warna apa ?"
Nella : "sama kayak motor eyke ini lo pak... warna pink... "
Pak Polisi ; ?????##@@@@@***&&


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D