Senin, 08 April 2013

Hanna yang anggun dan keibu-ibuan yang oleh Rince dimodalin untuk mengelola sebuah butik, akhirnya mengambil kursus menjahit secara informal pada Ibu Neli. Hanna memutuskan mengambil kursus menjahit ini adalah untuk memperluas pengetahuannya dalam mengelola butik tersebut. Padahal Hanna tahu, bahwa guru kursus menjahitnya yaitu Ibu Neli yang kebetulan seorang janda adalah pribadi yang perhitungannya minta ampun. Benang satu centi-pun dia perhitungkan. Tapi demi untuk memperluas pengetahuan tentang ilmu perbutikan, Hanna menahan-nahan diri untuk melanjutkan kursus di tempat tersebut, walaupun sering makan ati, makan jengkol, makan petei dan makan-makan lainnya.

Hanna yang ikut kursus menjahit di rumahnya Ibu Neli tersebut, sering dibuat penasaran oleh suara di kamar guru kursusnya tersebut, soalnya Hanna sering mendengar suara "Plung !" bila lewat kamar Ibu Neli.

Rasa penasaran tersebut membuat Hanna nekat ngumpet di kolong tempat tidur Ibu Neli, ketika waktu pulang kursus, dan akhirnya suara "Plung !" tersebut terjawabkan sudah setelah menyaksikan sendiri kejadiannya. Yang ternyata suara "Plung !" itu ditimbulkan oleh Ibu Neli yang diam-diam sering masturbasi dengan memasukkan kepala botol kecap yang sudah dibersihkan ke 'anu-nya', jadi kalau sudah mencapai klimaks, bila botol itu dicabut mengeluarkan bunyi "Plung !"

Melihat Ibu Neli selesai melampiaskan hasratnya dengan kepala botol, Hanna keluar dari persembunyiannya sambil menegor guru kursusnya tersebut.
Hanna --sambil melihat ke arah Ibu Neli-- : "Oh... indang yah Bu, suara "Plung !" itu ?" --Indang = ini--

Ibu Neli yang sebelumnya tidak menyadari kehadiran Hanna, langsung kaget mendengar tegoran dari Hanna. Perasaannya bercampur baur antara marah dengan malu setengah mati. Untuk menutupi rasa malu-nya tersebut, Ibu Neli membentak Hanna dengan galaknya : "Eh... Ngapain kamu disini ??!!"

Hanna --sambil tersenyum penuh arti-- : "Tinta koq bu... akika cuma penasaran ajah, xixixixiixixi..."

Ibu Neli : "Sini kamu... ! jangan bilang-bilang yah... ! Nich buat kamu". --sambil nyodorin uang lima puluh ribuan 2 lembar--

Hanna yang merasa heran melihat Ibu Neli yang pelit dan perhitungannya minta ampun, langsung menyambar uang tersebut dan berkata : "Yey tenang ajah Bu, pokoknya akika akan tutup mulut, suer mbelewer-mblewer dech... "

Nha, karena kejadian tersebut, Hanna jadi punya sumber penghasilan baru, karena setiap ketemu dengan Ibu Neli, Hanna selalu bilang "Plung !" dan Ibu Neli pasti ngasih seratus rebu. Jadi bila ada kata "Plung !", pasti bakalan ada duit seratus rebu.

Pada suatu ketika, si Jessica yang kebetulan ikut kursus menjahit juga di rumah Ibu Neli melihat kejadian tersebut. Dia merasa heran, dan bergumam ,"weh... koq ya setiap si Hanna ketemu dengan Ibu Neli dan bilang Plung !, koq dikasih duit 100rebu ? wah harus ngikut nich.. lumayan 100rebu bok !". Dan beberapa lama kemudian, kebetulan Ibu Neli mendekat ke Jessi. Melihat Ibu Neli mendekati dirinya, Jessi pun berkata : "Ibu Neli, Plung !"

Ibu Neli agak kaget juga mendengar si Jessica mengucapkan kata "Plung !". Dengan memasang wajah sangar Bu Neli bertanya pada Jessica : "Apa itu Plung ! ?"

Jessica yang emang senyatanya tidak tau akhirnya balik bertanya :"ehhmmmm... apose yaaa ?"

Ibu Neli :"Makanya, kalau kagak tahu sejarahnya, jangan ikut-ikut'an ! Nich buat kamu..." PLAK !!! telapak tangan Ibu Neli melayang dan mendarat di pipi Jessica.

Jessica yang kaget menerima tamparan dari Ibu Neli langsung keluar suara ngebass lakiknya ; "Anjrit, sialan... Guwe kena tabok !!!"



0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D