Sincia Launya Unyuk-Unyuk si pelayan seksi, siang itu kebetulan lagi gak begitu banyak kerjaan. Nyonya Juragan sedang pergi ke mall sama anak-anaknya, sedangkan Juragan Badrun sedang pergi keluar kota hingga gak ada yang ngerjai Sincia eh gak ada yang dikerjakan oleh Sincia.
Sincia yang duduk-duduk di teras rumah Juragan Badrun melihat sepasang muda-mudi yang sedang bermesraan sambil boncengan sepeda-an. Melihat kemesraan kedua muda-mudi tersebut, Sincia tersenyum simpul dan seketika pikirannya menerawang ke masa lalu, pada saat dirinya masih tinggal di kampung di sebuah desa di pelosok Ciamis Jawa Barat sana.
Saat itu Sincia menjalin hubungan asmara dengan seorang pemuda berusia sekitar 25 tahunan yang bernama Sarmudin. Tapi Sincia sering malara, karena setiap Sarmudin ngapelin dirinya, selalu menggunakan sarung, gak pernah memakai celana panjang seperti pemuda-pemuda kota yang ia lihat di tayangan televisi hitam putihnya. Sincia sempet memaklumi sich, Sincia pikir, ya maklum namanya juga tinggal di kampung.
Tapi lama-lama Sincia kesel juga, dan akhirnya Sincia mengutarakan kekeselan dan kesedihannya : "Kang, kalau datang ke rumah, jangan pakai sarung dong... malu kan sama bapak..." protes Sincia kala itu.
Akhirnya Sarmudin pun menyanggupinya : "Iya, besok akang mau beli bahan celana..."
Singkat cerita Sarmudin pun pergi ke kota membeli bahan celana, dan Sarmudin pergi ke tukang jahit untuk menjahitkan bahan celananya. Dan pada hari yang di janjikan, Sarmudin kembali ke tukang jahit untuk mengambil celananya yang sudah jadi. Berhubung Sarmudin waktu membeli kain bahan celana kepanjangan, maka masih ada sisa kain sepanjang 1/2 meter yang Sarmudin putuskan untuk dibawa pulang saja.
Sarmudin sangat girang, jadi juga celananya, pikir Sarmudin. Lalu, sarmudin pun pulang, dan sore harinya Sarmudin langsung apel ke rumah Sincia untuk pamer celana barunya. Dia pakai celana tersebut, tapi karena sudah terbiasa memakai sarung, selain celana panjang yang di pakai-nya, Sarmudin juga masih tetap memakai sarungnya.
Di tengah perjalanan menuju rumah Sincia, Sarmudin terkena rasa mules yang teramat sangat. Karena sudah tidak tahan, akhirnya Sarmudin pergi ke WC umum. Segera setelah selesai buang hajat, Sarmudin buru-buru menggunakan sarungnya hingga sampa kelupaan tidak memakai celana barunya.
Ketika tiba di rumah Sincia, Sincia yang merasa heran melihat Sarmudin masih memakai sarung bertanya : "Lo kang... koq masih pake sarung ? katanya mau pake celana baru...!"
Dengan cekatan Sarmudin mengangkat sarungnya dan dengan bangga berkata ; "heemmm.... lihat neng... akang pake celana baru... "
Melihat pemandangan di depan matanya, seketika Sincia menjerit : "Ihhhhh... Kang.. panjang amaattt..."
Dengan tersenyum bangga Sarmudin menjawab : "Iya nich neng... panjang... Dirumah juga masih ada 1/2 meter lagi... "
Sincia yang duduk-duduk di teras rumah Juragan Badrun melihat sepasang muda-mudi yang sedang bermesraan sambil boncengan sepeda-an. Melihat kemesraan kedua muda-mudi tersebut, Sincia tersenyum simpul dan seketika pikirannya menerawang ke masa lalu, pada saat dirinya masih tinggal di kampung di sebuah desa di pelosok Ciamis Jawa Barat sana.
Saat itu Sincia menjalin hubungan asmara dengan seorang pemuda berusia sekitar 25 tahunan yang bernama Sarmudin. Tapi Sincia sering malara, karena setiap Sarmudin ngapelin dirinya, selalu menggunakan sarung, gak pernah memakai celana panjang seperti pemuda-pemuda kota yang ia lihat di tayangan televisi hitam putihnya. Sincia sempet memaklumi sich, Sincia pikir, ya maklum namanya juga tinggal di kampung.
Tapi lama-lama Sincia kesel juga, dan akhirnya Sincia mengutarakan kekeselan dan kesedihannya : "Kang, kalau datang ke rumah, jangan pakai sarung dong... malu kan sama bapak..." protes Sincia kala itu.
Akhirnya Sarmudin pun menyanggupinya : "Iya, besok akang mau beli bahan celana..."
Singkat cerita Sarmudin pun pergi ke kota membeli bahan celana, dan Sarmudin pergi ke tukang jahit untuk menjahitkan bahan celananya. Dan pada hari yang di janjikan, Sarmudin kembali ke tukang jahit untuk mengambil celananya yang sudah jadi. Berhubung Sarmudin waktu membeli kain bahan celana kepanjangan, maka masih ada sisa kain sepanjang 1/2 meter yang Sarmudin putuskan untuk dibawa pulang saja.
Sarmudin sangat girang, jadi juga celananya, pikir Sarmudin. Lalu, sarmudin pun pulang, dan sore harinya Sarmudin langsung apel ke rumah Sincia untuk pamer celana barunya. Dia pakai celana tersebut, tapi karena sudah terbiasa memakai sarung, selain celana panjang yang di pakai-nya, Sarmudin juga masih tetap memakai sarungnya.
Di tengah perjalanan menuju rumah Sincia, Sarmudin terkena rasa mules yang teramat sangat. Karena sudah tidak tahan, akhirnya Sarmudin pergi ke WC umum. Segera setelah selesai buang hajat, Sarmudin buru-buru menggunakan sarungnya hingga sampa kelupaan tidak memakai celana barunya.
Ketika tiba di rumah Sincia, Sincia yang merasa heran melihat Sarmudin masih memakai sarung bertanya : "Lo kang... koq masih pake sarung ? katanya mau pake celana baru...!"
Dengan cekatan Sarmudin mengangkat sarungnya dan dengan bangga berkata ; "heemmm.... lihat neng... akang pake celana baru... "
Melihat pemandangan di depan matanya, seketika Sincia menjerit : "Ihhhhh... Kang.. panjang amaattt..."
Dengan tersenyum bangga Sarmudin menjawab : "Iya nich neng... panjang... Dirumah juga masih ada 1/2 meter lagi... "
oOo
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D