Minggu, 11 November 2012

Rince yang sudah kaya raya karena telah menang taruhan, tidak mau menyia-nyiakan kekayaannya dengan cuma duduk-duduk ajah. Rince ingin agar duitnya tidak mengendap tapi bisa berkembang, berkembang dan terus berkembang. Untuk itu Rince pun belajar berbisnis, dan bisnis yang dipilihnya adalah jualan ayam potong di pasar. Tapi bukan cuma ayam potong saja yang Rince jual, ayam hidupnya pun ada. Ayo silahkan dipilih, ayamnya... boleh kak ? Bolehhhhhhhhhhh...

Sore itu, Rince masih belum pulang jualan. Dia masih nungguin lapaknya. lalu datang seorang bapak-bapak yang sedang mencari ayam. Dengan ramahnya Rincepun menyapa si bapak tersebut.

Rince  : "Ayoo silahkan pak, mau pilih ayam potong atau ayam hidup pak ?"
Bapak : "Ada ayam dari madura gak mas eh mbak, eh.... panggil apa yah.."
Rince : "Ich, bapak rumpi dech... masa gak tau harus panggil apa... tampilan gini ya panggil seus dong ach...!"
Bapak : "oh iya seus... gimana ada ayam dari madura gak ?"
Rince : *berpikir dalam hati* --bapak ini ada-ada saja dech !-- *terus ngambil ayam yang berwarna putih* "Nich, ayam madura, pak."
Sambil menimbang berat ayam, bapak menyodok pantat ayam tersebut dengan jarinya, lalu
Bapak : "Ini ayam dari malang seus, coba yang lainnya.."
Rince : "Kalau yang ini ?" *sambil menyodorkan ayam warna hitam*
Si bapak kembali menyodok pantat ayam warna hitam tersebut dengan jarinya lalu berkata :"Ini ayam dari Menado, seus..."

Berkali-kali si bapak terus mengulang-ngulang menyodok pantat-pantat ayam yang disodorkan oleh Rince hingga hampir semua pantat ayam di sodok oleh bapak tersebut, tapi belum ada satupun yang cocok.
Rince yang mulai jengkel bertanya pada si bapak *sambil menggerutu* : "Bapak rumpi dech, bapak ini niat beli ayam gak sich ?"
Bapak : "Beneran koq seus mau beli ayam, tapi yang dari Madura. Coba itu ayam yang berwarna merah !"
Rince : "Ini yang terakhir ya pak" *sambil menyodorkan ayam yang berwarna merah pada si bapak*
Setelah menyodok pantat ayam merah tersebut, si bapak berkata : "Nah... ini ! baru ini ayam dari Madura ! Berapa harganya seus ?"
Rince : "tujuh puluh lima rebu !" *masih sambil bete dan jengkel*
Bapak *sambil menyerahkan selembar uang seratus ribuan* : "Seus, kalau jualan harus yang sabar... jangan suka marah... nanti gak punya langganan loh..., eh ngomong-ngomong Seus asal mana ? Klaten yak ?"
Rince *masih bete, jengkel bin marah* : "Bukan ! Lihat aja sendiri... !" *sambil menyodorkan pantatnya agar disodok si bapak*

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar kawan-kawan sangat berharga untuk Diary 3 Banci, makanya silahkan berkomentar ya, tapi jangan nyampah... Oke.. :D