Alkisah, Suatu ketika seorang pelacur dari kompleks yang baru saja digusur mencoba mencari peruntungan di kampung tempat berdirinya Basecamp Gank 3 Banci.
Karena pelacur tersebut cantik plus seksi, maka banyak kaum lelaki dr kampung tempat berdirinya Basecamp Gank 3 Banci ingin mencobanya.
Baik tua maupun muda mereka antri didepan pintu tempat praktek si pelacur, termasuk Parman, preman kampung yang waktu itu masih belum insaf. Sebelumnya pelacur tersebut talah memasang tarif dengan ketentuan sekali tancap seribu rupiah, sekali tarik juga seribu rupiah.
Karena yang antri orang-orang kampung dengan taraf ekonomi yang alakadarnya, maka mereka tidak lama, hanya beberapa tancap sudah keluar ruangan.
Tiba giliran Parman, si preman kampung, ternyata dia lama banget gak keluar-keluar.
Orang-orang yang diluarpun pada ribut.
Tak sabar salah seorang dari para kaum lelaki yang antre, menggedor pintu lalu bilang, ”Eh Parman,mentang-mentang uangnya banyak terus lama.Cepet gantian, yang lain juga mau pake...", teriak si penggedor yang ternyata adalah Pak RW Mulyadi
Tak lama didalam terdengar jawaban,”Kalo masalah keluar aku juga udah pingin banget Pak. Tapi aku cuma punya duit Seribu doang. Gimana mau keluar kalo masih nancep!!”
Karena pelacur tersebut cantik plus seksi, maka banyak kaum lelaki dr kampung tempat berdirinya Basecamp Gank 3 Banci ingin mencobanya.
Baik tua maupun muda mereka antri didepan pintu tempat praktek si pelacur, termasuk Parman, preman kampung yang waktu itu masih belum insaf. Sebelumnya pelacur tersebut talah memasang tarif dengan ketentuan sekali tancap seribu rupiah, sekali tarik juga seribu rupiah.
Karena yang antri orang-orang kampung dengan taraf ekonomi yang alakadarnya, maka mereka tidak lama, hanya beberapa tancap sudah keluar ruangan.
Tiba giliran Parman, si preman kampung, ternyata dia lama banget gak keluar-keluar.
Orang-orang yang diluarpun pada ribut.
Tak sabar salah seorang dari para kaum lelaki yang antre, menggedor pintu lalu bilang, ”Eh Parman,mentang-mentang uangnya banyak terus lama.Cepet gantian, yang lain juga mau pake...", teriak si penggedor yang ternyata adalah Pak RW Mulyadi
Tak lama didalam terdengar jawaban,”Kalo masalah keluar aku juga udah pingin banget Pak. Tapi aku cuma punya duit Seribu doang. Gimana mau keluar kalo masih nancep!!”